Jumat, 30 September 2011

Perjalanan yang mendadak itu..

26 September 2011

Tepat pukul 09.00 pagi, di ruang kerja ku, disaat badan ini masih remuk redam karena selesai mengantarkan saudara jauhku ke Surabaya, ngantuk sangat, duduk di depan meja Direktur yang saat itu masih izin ke Mataram, what can I do in this Monday? *dalam hati masih ngerundel.. Mas Labib datang ke ruangan dengan pakaian masih sangat sangat rapi dan menenteng sepatu yang belum sempat dipakainya, tiba-tiba nyeletuk "ada yang mau ke Jakarta nggak nanti jam 11 harus berangkat" aku sontak menoleh antara ingin dan ragu, dan Mbak Peny menyahut, "mauuuuu" aku masih terdiam "aku juga mau sih sebenarnya" tak tahu kenapa aku tiba2 menyahut seperti itu "kenapa nggak Dinda aja mas?" Mas Labib masih terdiam dan berkata "yah, biar rata aja, gantian, kalo iya kalian boleh berangkat berdua kok, asal pulangnya naik kereta aja ya, hehehe" sontak seneng juga sih saat lagi pengen mbolang eh lumayan ada kunjungan geratesss, tanpa pikir panjang akhirnya jam berlalu dengan cepat, Mbak Peny pulang menyiapkan tiket pesawat Lion Air dengan harga yang Nauzubillah, 1.100.000
gile bener sih! apa karena ke Jakarta? apa karena ini hari senin? apa karena yang mau naik belom pernah kesana? hehhe.. pentanyaan itu bertubi-tubi dalam benak ku, aku memang belum punya pengalaman kesana, bayangan malas ku yang menuntunku malas kesana, karena paling nggak jauh beda sama Surabaya, macet, panas, banyakan mall nya.. 
Mobil Mas Labib terus melaju mengantarku ke rumah Mbak Peny Grio Mapan Sentosa, Sidoarjo, bergegas kita lanjut ke Bandara Juanda, kilat, cepat dan memang menuntut kita kesana sebelum jam 4 sore. Ternyata tiket kita berdua dapat diskon tapi tetap saja dengan harga selangit, 2.045.000 (doh) mahal amit sih.. akhirnya selesai bourding kita menunggu di ruang tunggu dan Mas Labib meninggalkan kita dengan titipan berkas penelitian Kampus "hati-hati ya adek-adek ku, selamat kembali ke Surabaya" sms yang kutrima pukul 12.00 siang itu juga menuntunku jalan menuju pesawat yang akan membawaku ke ibu kota, 1 jam perjalanan udara, Yes, Here Im.. Jakarta. dengan menumpang bus Damri Blok M, aku masih memegang peta pesanan dari Mas Labib, sesuai prosedur. Mbak Peny sepertinya terlihat sangat senang dengan perjalanan kita berdua yang langka ini, dalam hati kecilku juga. setelah ngobrol lama di dalam bis, ada bapak2 disamping kita yang paham ibu kota dan ternyata beliau juga orang Sidoarjo. setelah menanyakan kantor KEMENDIKNAS, bapak itu menyarankan kita turun di pintu senayan 1, sampailah sudah pemberhentian kita, dengan langkah lebar dan memang tergesa-gesa kita mencari gedung yang dituju, dan 1 gedung kita coba tanyakan pada security dan akhirnya salah, gedung berikutnya ada Tulisan (apa ya lupa..) hehhe.. di cumtomer servise ada perempuan usinya sekitar 25 tahun sedang ngakak dan asik ngobrol di telepon, kita DICUEKIN!!! customer service model apaan ini, akhirnya aku menanyakan kantor DP2M, Mbak Peny pun juga menegaskan tapi jawaban dia amat sangat kecut "apa? DP2M? apaan ya itu" kecut sekali, amat sangat menghina wajahnya, tanpa banyak omong aku memberikan kertas alamat yang dituju "oalah Dikti.. dibelakang ya" masih kecut, orang kayak gitu kok dipelihara, harusnya customer service tuh ramah, kalo dia, hadeh... akhirnya kita melanjutkan langkah kita lagi. ketemu sudah di sambut gadis berjilbab manis pula, ramah.. customer service di gedung Dikti menunjukkan ruangan pojok seperti gudang ternyata itulah tempat yang kita tuju selama perjalanan kita. hanya butuh waktu 2 menit untuk mengumpulkan berkas. akhirnya selesai sudah, amanah sudah sampai dengan selamat tepat pukul 15.15, Alhamdulillah yah :p, karena kita kelaparan setelah mondar mandir tempat yang kita tuju saat itu adalah kantin, kemuadian kita sholat dimasjid terdekat.

perjalanan kita berikutnya menuju Pondok Gede Bekasi, yang dimana saat itu kita tempuh dengan Busway, dengan harga 7000 untuk 2 orang kita menuju pemberhentian ke arah Benhil, setelah sekitar 6 menit kita turun dan bertanya kepada petugas disana untuk melanjutkan perjalanan menuju Pinang Ranti, kita berjalan menyusuri jembatan layang yang naik turun tak kunjung smapai, banyak pekerja lalu lalang, cukup seneng liat pemandangan itu, hampir pekerja disana menggunakan jasa angkutan daripada motor, tidak seperti di Surabaya, yang orangnya kadang jaim menggunakan jasa angkutan, masih di jembatan layang, kulihat Mbak Peny yang ngos2an akupun bertanya "capek sist?" Mbak Peny tersenyum "Lumayan pin, tuh liat di depan ternyata perjalanan kita masih seperempat" aku melihat dengan seksama ternyata benar, panjang jembatan layang itu sekitar 500 meter, lumayan, sambil melihat kanan kiri, ternyata benar Jakarta tak beda Jauh dengan Surabaya, bedanya cuman pada cuaca, disana lebih adem daripada Surabaya yang Panas, akhirnya Trans Jakarta menuntunku ke arah Pinang Ranti, 15 menit berlalu kita harus pindah bis lagi untuk sampai ke Bekasi, Trans Jakarta bertuliskan Pinang Ranti, kami pun berdesak2 desakan di dalam bis, selama kurang lebih 30 menit juga, hape ku berdering mengabarkan pada Sahabat di Jakarta, Mas Oky kalo saya di Ibu Kota, tapi kesibukan dia yang membuat kita tak bisa kopi darat, sampai sudah, ternyata pemberhentian kita adalah terakhir, dan masih menempuh dengan angkot sekitar 5 menit pejalanan dan sampailah kita pada mall yang bertuliskan Pondok Gede, 25 menit menunggu Pakde Mbak Peny yang kemudian membawa kita melaju ke daerah Perumahan Jatiwaringin Bekasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar